Merebahkan diri sejenak dalam
suasana penuh relaksasi, menenangkan fisik yang telah lelah dengan langkah
hidup menapaki hari yang penat dengan segala kesibukan yang ada. Dalam suasana
malam hari yang sunyi sepi, ku memisahkan diri sejenak ditengah keramaian orang
di dunia metropolis.
Ya lingkungan metropolis ini
menjanjikan kemenangan perjuangan ditengah-tengah persaingan yang ketat, orang
mempergunakan apa saja bahkan diluar batas kemanusian itu sendiri untuk
mempertahankan hidup, ada yang berhasil ada pula yang terdistorsi; terbuang,
terkalahkan dan tergusur arus persaingan.
Halal dan haram seolah tak
berharga lagi dan jauh dari substansi atau doktrin agama itu sendiri. Sungguh
dunia yang sangat ironis, tata hukum agama dilanggar seolah tak terfikir bahwa
hari pembalsan itu akan ada di alam
mahsyar yang akan menimbang amal baik dan buruk.
Dunia ini telah membelalakan
mata menjadi Hubbudunia “terlalu
cinta dunia”, seharusnya kita semua sebagai mahluk Allah Swt, menata kembali
jalan fikiran yang berorientasi terhadap agama, tak layak bagi kita untuk
berfikir secara sekuler, yang sengaja memisahkan jauh agama dari perjalanan
hidup.
Tak layak juga bagi kita untuk
memarjinalkan posisi Sang Khaliq dari kehidupan ini, karena Dialah Allah Swt sumber
kehidupan, kebaikan, dan keteraturan bagi alam semesta ini.