Hari
ini terasa melelahkan, ya sangat melelahkan, tanpa berfikir panjang ku
menyandarkan diri di atas sebuah kursi yang ada dianjungan. Tak terasa
fikiranku terbawa jauh kealam khayalan, ada yang menyenangkan pun menyedihkan.
Sejenak
ku termenung merasakan kebimbangan yang terasa dihati, “adakah cinta yang tulus kepadaku ? Adakah cinta yang tak pernah
berakhir ?” tanyaku dalam hati. Ini
seolah menjadi teka-teki yang belum ku peroleh jawaban yang sejati.
Sejatinya,
bagi orang yang mengaku memiliki cinta dan persaan terdalam merasakan sentuhan
kata dan perhatian penuh kasih lembut dari pasangannya yang “katanya” memilki cinta. Tapi cinta ini
memberikanku kebimbangan tak berujung, ini dikarenakan ucap kata yang
ambiguistis; menimbulkan berbagai pertanyaan.
Aku
tak mengerti apa yang hendak ia sampaikan , masih teringat jelas
dibenakku ketika ia mengatakan apa yang ada dihatinya melalui social media.
“Sepertinya
berjalan kearah yang sebenarnya tak ingin dilalui, semua menimbulkan keraguan
dan perasaan tidak nyaman ketika terus dilalui, Ingin kembali kearah yang
sebelumnya dan meninggalkan arah itu namun terhalang pepohonan tumbang tepat
diarahku…” itulah ucapan yang ia
tulis di updatenya
Aku
mencoba memahami ucapannya, mencoba menganalis dengan segala kerapuhanku saat
ini
“apakah ia ragu? Atau ingin beranjak pergikah
dari hatiku ?” tanyaku dalam hati.
Sejenak
ku mengerutkan dahi dan sesekali melihat pemandangan alam disekitarku, ku
mencoba mencari jawaban supaya ku mendapatkan pencerahan. Setelah berjam-jam
berlalu tetap saja ku tak menemukan jawaban yang berarti, yang ada malah
semakin membius kegalauanku, terhempas kealam khayalan tingkat tinggi.
Apa
yang terjadi dengan hatiku, “apakah ku
terlalu mendalami cinta?” entahlah aku tak tahu!!! Karena sejujurnya, cinta
itu bukan hitungan matematis yang bisa diporsentasekan berapa persen tingkat
kecintaan terhadap pasangan, karena yang namanya sayang, ya tetap saja sayang,
tak bisa diporsentasekan.
Seandainya ia ragu, pada sisi manakah
keraguannya itu? ucapku dalam hati,
seandainya ia dapat melihat isi hatiku tentulah akan lebih terlihat terang
seberapa dalam persaanku tercurah untuknya, bahkan secara visualisasi ku
perlihatkan semua persaan terdalam ini mulai dari kata dan kelembutanku.
Walaupun ku pernah berbuat salah ats sikafku,, maafkanlah aku.
Ku
berfikir, jikalau dia ragu maka itu akan menjadi titik awal timbulnya ketidak-percayaan
yang pada akhirnya akan menjauhkan dari romantisme cinta itu sendiri. Masih
teringat akan ucapan bijak yang disampaikan oleh Imam Ali Bin Abi Thalib
R.A; “barang siapa yang memiliki keyakinan tapi dalam hatinya tersimpan
setitik keraguan, niscaya ia takkan mentaati apa yang ia yakini”
Untuknya aku ingin mengatakan :
Aku bukanlah siapa-siapa, hanyalah manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan, tapi aku memilki cinta dan kasih sayang yang sempurna untukmu..
cinta diatas segala cinta, kasih sayang diatas
segala kasih sayang.
Jangan pernah ragukan hati dan perasaanku karna
sejujurnya aku telah memberi ruang terbaik untukmu dihatiku.
Jika kau mau tahu, peganglah tanganku dan mulailah menerima segala
kurang dan lebihnya keadaanku
Ikutlah
bersamaku, jika kau siap untuk segalanya..
Tak
peduli apa yang akan kita lalui.
Cinta
memberi kita kebahagiaan dan kesedihan
Sakit
hati lebih baik dari pada kesendirian, karena kau tau siapa yang kau tangisi..
Aku
rela menunggu demi seseorang, itu kamu..
Aku
bukan yang terbaik tapi aku menunggumu
Jika
kau mau tahu, tolong pegang tanganku dan bukalah hatimu…
(Ari)
(Ari)