Tempat Berbagi Cerita, Humor, Ilmu Pengetahuan Dan File

GAMBAR, PROFILE, MENU DROP DOWN

Selasa, 15 Mei 2012

BILA HARUS BERAKHIR


Jangan kau ganggu hidupku lagi
Sudah jelas kini yang kau mau, kau sakiti hati ini tuk kesekian kali memang ku cinta namun tak begini
Dimana arti sebuah kesetiaan bila hanya dalam kata-kata
Ku coba untuk bertahan, namun aku tak sanggup
Sungguh tak mampu..

Terserah kali ini sungguh aku takkan peduli
Ku tak sanggup lagi jalani cinta denganmu, biarkan kusendiri tanpa bayang-bayangmu lagi
Ku tak sanggup lagi mulai kini terserah..
(Terserah, lagu Glenn Fredly)

Sebait lagu ini mengingatkanku pada masa itu, moment dimana ku meretas jalan dengan seseorang yang pada akhirnya jalan itu tak selamanya mulus, teringat kembali awal memori indah yang kemudian berakhir dengan luka, luka itu masih terasa hingga kini.

Ku fikir kita kan bersama menjalani asa hingga perhentian suci menyatukan kita bersama dalam langkah suci dengan keridhoan illahi. Semua telah ku berikan yang terbaik dan terindah padamu, tapi yang ku terima adalah “air tuba”.

Pernahkah kau sedikit saja berfikir betapa lelahnya aku, lelah atas semua perlakuanmu

pernahkan kau sedikit saja merenungi kesalahanmu,kesalahan yang kau buat dibelakangku

pernahkah kau sedikit saja menyadari semua yang ku berikan padamu, ku berikan yang terbaik dan terindah

pernahkan kau sedikit saja mentafakuri ketika ku memaafkanmu, memaafkan semua salahmu

semestinya kesetiaan itu bukan hanya sekedar kata-kata dari bibir belaka dan lidah tak bertulang saja, kesetiaan itu selayaknya datang dari ruang hati terdalam penuh kesadaran. Jika kau ingin memberi, berilah aku yang terbaik dan terindah, jangan memberi bualan palsu penuh rekayasa, bualan yang tak bersubstansi jauh dari estetika realita.

Layakkah aku terus meretas jalan ini bersamamu, sementara ucapmu bertolak belakang dengan realita penuh bualan palsu, kini ku rasakan lelah hati ini menyaksikan segala sikap dan perlakuanmu dibelakangku, kau hianati hatiku dan menggenggam sebentuk hati yang lain disaat kau berada jauh dariku.

Kalau boleh aku mengatakan bahwa “kamu tak tahu diri”, terserah kali ini sungguh aku takkan peduli, ku tak sanggup lagi, biarkanlah ku sendiri tanpa bayang-bayangmu lagi, ku tak sanggup lagi mulai kini terserah.