“TAK SECERAH MENTARI” ini, merupakan NOVEL dari ekspresi yang tersisa untuk mengekspresikan semua yang dilihat, didengar dan dirasakan yang begitu lekat erat terasa. Berusaha terus memacu dan mendalami inspirasi yang tak berkesudahan, karena sejatinya manusia diberi akal dan otak. Akal bertindak sebagai pembeda antara yang baik dan buruk, sementara otak bertindak sebagai ruang inspirasi untuk berfikir, karena tak layak bagi kita memarjinalkan otak dalam ruang tak produktif.
semoga ini menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi orang-orang introvert lainnya, bahwa apa yang diucapkan oleh pasangan yang “katanya” memiliki cinta, terkadang tak sesuai dengan apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Bahkan penuh kepalsuan dan rekayasa.
Ada
kalanya semua itu hanya ucapan bibir dari lidah tak bertulang yang
penuh kebohongan dan rekayasa, terasa hampa dari pemaknaan yang
realistis, disajikan buayan kata merdu dan manis lebih dari pada madu,
tapi jauh dari arti kata yang sebenarnya, semua terasa hampa dan kosong
ketika friksi ikut berpartisifasi dalam bibir dan hati, friksi antara
bibir dan hati telah menjauhkan makna terdalam dari yang seharusnya,
jauh dari pemaknaan secara kontekstual, yang tersisa hanyalah kepalsuan
realistis.
Sorot mata dan sikaf yang terlihat tak sedikitpun mencerminkan qualitas kata atau ucapannya, yang terlihat hanyalah kata-kata dengan berbalutkan fatamorgana, kata yang seolah-olah bernyawa tapi tak bersubstansi dari pemaknaan bathiniyah.
Akhirnya, inilah penyajian yang disampaikan dari orang yang memiliki jiwa introspiratif untuk share dengan orang-orang yang memiliki perasaan yang sama, terlebih bagi orang-orang yang mengaku memiliki cinta, telah selayaknya memposisikan orang lain atau pasangannya sebagai manusia yang memilki hati dan perasaan yang sewaktu-waktu bisa jatuh terluka oleh ucapan semu dan janji yang tak bersubstansi.
Tokoh yang diperankan disini adalah antara Aksa dan Zakia, yang keduanya memiliki karakternya masing-masing. Aksa adalah tokoh yang introvert; sikafnya yang cenderung pendiam dan selalu mencoba dan berusaha bersabar dari kondisi yang ada, sekalipun pernah dilukai hatinya oleh orang yang sama. Hatinya seolah lupa akan lukanya itu, ia kembali membina hubungan dengan perempuan yang bernama Zakia.
Sorot mata dan sikaf yang terlihat tak sedikitpun mencerminkan qualitas kata atau ucapannya, yang terlihat hanyalah kata-kata dengan berbalutkan fatamorgana, kata yang seolah-olah bernyawa tapi tak bersubstansi dari pemaknaan bathiniyah.
Akhirnya, inilah penyajian yang disampaikan dari orang yang memiliki jiwa introspiratif untuk share dengan orang-orang yang memiliki perasaan yang sama, terlebih bagi orang-orang yang mengaku memiliki cinta, telah selayaknya memposisikan orang lain atau pasangannya sebagai manusia yang memilki hati dan perasaan yang sewaktu-waktu bisa jatuh terluka oleh ucapan semu dan janji yang tak bersubstansi.
Tokoh yang diperankan disini adalah antara Aksa dan Zakia, yang keduanya memiliki karakternya masing-masing. Aksa adalah tokoh yang introvert; sikafnya yang cenderung pendiam dan selalu mencoba dan berusaha bersabar dari kondisi yang ada, sekalipun pernah dilukai hatinya oleh orang yang sama. Hatinya seolah lupa akan lukanya itu, ia kembali membina hubungan dengan perempuan yang bernama Zakia.
Zakia adalah perempuan yang melukai dan memarjinalkan Aksa, demi egonya yang tanpa kebijaksanaan. Ia bersikaf dengan wajah tanpa dosa dikala membuang dan memarjinalkan, terlebih pada Aksa. Aksa berprasangka baik terhadap Zakia, ia menyangka bahwa hubungan yang kedua ini Zakia menyanginya sepenuh hati, tapi ternyata ia hanya mempermainkan Aksa. Aksa menjadi orang yang lemah tak penuh harap. Ia tak menyangka semuanya akan hancur, mulanya ia berharap dapat mengikatkan janji suci tapi ternyata ia hanya dijadikan sebuah permainan belaka.
Semoga ini
menjadi bahan renungan bagi orang yang “katanya” mengaku memilki cinta,
agar selalu ingat mengenai urgensi atau pentingnya menjaga hati,
perasaan dan lisan terhadap orang lain.
BAGI SAHABAT-SAHABAT PECINTA DAN
PEMBACA NOVEL, SILAHKAN KUNJUNGI DAN BELI DI TOKO BUKU TERDEKAT "TAK
SECERAH MENTARI (Ridwan Nuloh Hakim, SHI)"