Sekarang hidupku lebih menyenangkan
tanpa ada kata “day brightnes for silent soul” yang tersirat lagi dalam ruang
fikirku, ku telah membuang kata itu dan ku tak ingin terjerembab lagi dalam ruang penuh kekakuan dan kebisuan.
Kali ini ku tak ingin lagi
merasakan sesaknya terkunci diruang kekacauan, kacau dari segala pemaknaan
terindah. Kini ku merasakan ruang terbuka dengan pasokan udara yg melegakan
dada, berbeda dari sebelumnya dimana persediaan udara begitu menipis dan
menyita segala daya fikir dan energy yang ada.
Tanpa bermaksud untuk menoleh
ke belakang dan tanpa bermaksud untuk menghianati masa depan, bahwa sebelumnya
hidupku terasa hampa dari pemaknaan yg realistis, semuanya penuh rekayasa, maksudku;
ku disajikan buayan kata tapi jauh dari arti kata yang sebenarnya, semua terasa
hampa ketika friksi ikut berpartisifasi dalam bibir dan hati, friksi antara
bibir dan hati telah menjauhkan makna terdalam dari yang seharusnya, friksi itu
kemudian berfantasi dalam ruang fikirku hingga ku merasa bahwa hari-hariku
penuh rekayasa.
Sorot mata dan sikaf yang
kulihat tak sedikitpun mencerminkan qualitas kata-katanya, yang terlihat
hanyalah kata-kata dengan berbalutkan fatamorgana, kata yang seolah-olah
bernyawa tapi tak bersubstansi dari pemaknaan bathiniyah.
Kini ku merasa jauh berbeda
dari sebelumnya, sudah hilang semua rekayasa itu, rekayasa yang takkan memberi arti
sedikitpun dan tak bermamfaat itu. Sekarang ku telah menata hidupku kembali dan
nyaris sempurna, telah ku lipat dan ku tutup rapat semua memorial kepahitan itu
dalam diri ini, tentu saja diri yang telah diciptakan oleh Alloh dgn bentuk
yang sempurna dan baik ini tak selayaknya terus dibenamkan ataupun dihanyutkan
dalam kepahitan itu.
Walaupun kepahitan itu pernah
menghampiriku; akan ku anggap itu sebagai obat, obat yang akan menguatkanku,
semakin pahit kadar obat itu maka semakin kuat pula, pada akhirnya ku rengkuh
hikmah terdalam dari semua rekayasa yg pernah ada.
Ku memaknai semuanya layaknya seperti kisah SEORANG
PENDOA; “Ketika kumohon pada Allah
kekuatan,Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika kumohon pada
Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kupecahkan. Ketika kumohon
pada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang bermasalah untuk kutolong. Ketika
kumohon pada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan. Aku tak pernah menerima apa yang kupinta Tapi
aku menerima segala yang kubutuhkan; Doaku terjawab sudah”
“ALLAH SWT TIDAK MEMBERIKAN YANG KU PINTA TAPI ALLAH MEMBERIKAN APA YANG KU
BUTUHKAN SUPAYA KU MENJADI KUAT” itulah hikmah terdalam
yang ku petik dan ku genggam dalam lembaran baru hari-hariku,
syukurku padamu Yaa Rabb…