Tempat Berbagi Cerita, Humor, Ilmu Pengetahuan Dan File

GAMBAR, PROFILE, MENU DROP DOWN

Sabtu, 26 Mei 2012

TENTANG SEBUAH CITA-CITA




Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." ( QS. Al-Israa’ : 24)
Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (QS. Maryam : 14).
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman : 14).


Tiadalah aku tanpa kedua orangtuaku, hakikatnya merupakan takdir Allah Swt yang membuatku ada, ku bersyukur dilahirkan ditengah-tengah orang muslim yang taat beragama dengan lingkungan yang sangat relegius, dilahirkan dalam suasana penuh kedamaian tanpa ada konflik sedikitpun.

Tak sebanding lurus ataupun berbeda jauh dengan saudara-saudaraku se-aqidah seperti di Palestina dan orang-orang yang  berada di Sabra dan Satila yang mengalami konfik dan perang berkepanjangan serta segala tragedy kejahatan kemanusiaan, pembantaian dimana-mana, tanpa makanan dan tanpa ASI bagi bayi yang baru lahir, bahkan dibuku yang pernah ku baca karangan DR. Ang Swee Chai “ From Beirut To Jarusalem”, untuk mengkonsumsi makanan saja, mereka hanya memakan sebuah rumput yang sesekali tumbuh ditanah yang  gersang. Bahkan lebih dari itu mereka diperbolehkan untuk memakan tubuh saudaranya sendiri yang tak bernyawa untuk dimakan, Masya Alloh!!. Tapi tentu saja mereka tidak memakan mayat itu, mereka lebih baik mati kelaparan dari pada memakan mayat saudaranya yang seaqidah dan seperjuangan itu.

Bersyukur pada Allah Swt, ku berada di tempat ini yang jauh dari tragedy kejahatan kemanusiaan. Layaknya seperti anak-anak yang lain, ku dibesarkan, disekolahkan sampai pendidikan tinggi hingga akhirnya mendapatkan gelar atau title dan sebagainya, hingga akhirnya ku bisa menulis diblog ini “tentang sebuah cita-cita”.

Adalah hal yang sangat berharga memiliki kedua orangtua yang senantiasa menyayangi sepenuh hati tanpa ada lelah sedikitpun yang tersirat diwajah dan benak mereka (orangtuaku). Disela-sela mereka terjaga bangun dari tidur menggelar sajadah menghadap kiblat hendak beribadah “bertahajud ” pada Allah Swt, ku dengar lantunan doa-doa yang keluar dari bibir yang bergetar penuh keikhlasan dan jauh dari rekayasa, hanya ketulusan hati yang terdengar dari ucapnya.

Tentu saja  mereka tak pernah miskin akan doanya untukku, banyak doa dan harapan yang terlihat dari raut wajah mereka terhadapku, tatapan matanya telah menyiratkan arti sebuah harapan untuk kebaikan, gerak langkahnya memberikan sebuah arti dan pemahaman sekaligus pencerahan bahwa “hidup itu tak mudah, tak semudah membalikan telapak tangan, hidup harus diperjuangkan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran serta berdoa memohon pada Allah Swt”.

“Jika engkau tidak bisa memberi yang terbaik, jangan pula menambah atau memberi luka dan kesedihannya”, itulah ucapku dalam hati. Tiadalah yang tersirat dari benakku untuk memberikan kedukaan atau luka yang mendalam terhadap mereka (orangtuaku). Senantiasa fikiranku selalu jernih, suci tanpa noda untuk selalu memberi yang terbaik dan terindah.

Sesekali ku membuka album poto semasa kecil yang telah usang dan berdebu, ku pandangi dengan mata dan fikiran yang tajam. Sejenak fikiranku melayang pada masa kecil yang menyenangkan itu, teringat ketika itu ku menggengam dan mencium tangan mereka, ku rasakan tangan tanpa noda, penuh keikhlasan dan kasih sayang suci dan murni.

Dalam kesendirian berkontemplasi dikamarku, mentafakuri semua cerita orang tentang riwayatku, kata mereka ku dilahirkan pada hari jumat menjelang subuh. Terdengar suara tangis, tangis yang disaksikan langsung  oleh mereka yang ada pada saat itu, Ya itulah aku dan tangisku saat ku terlahir didunia ini.

Menurut riwayat orang, mereka selalu melantun kata-kata indah dari bibirnya, tak pernah ada rasa letih dan derita ketika ku menangis nakal, mereka senantiasa memelukku dengan tangan halus dan suci serta penuh kasih, jiwa raga dan seluruh hidupnya telah diberikan terhadapku.

Tak terasa terurai sudah air mataku, teringat cerita orang yang meriwayatkan tentangku. Sungguh ku tak dapat membalas semua yang telah diberikannya terhadapku, tak ternilai dengan uang ataupun permata dan sebagainya, bahkan sebongkah berlian sekalipun tak dapat  membalas segala pengorbanan dan curahan penuh kasih itu.

Tak dapat kupungkiri semua pengorbanan yang telah diberikan itu, semuanya akan selalu ada disini, tetap disini, ada di hatiku ini, terukir indah dengan tinta emas berkilauan dihatiku ini. Takkan pernah ku melupakan semuanya, semua curahan kasih sayangnya.

Inilah aku, darah dagingmu, ku kan berihktiar sekuat tenaga untuk berikan yang terbaik dan terindah padamu (orangtuaku), bahkan jikalau aku telah kehabisan tenaga untuk memberimu yang terbaik dan terindah, ku kan tetap untuk selalu berusaha hingga darah dan keringatku habis terkuras untuk bahagiakanmu. Ku takkan lelah layak dirimu (orangtuaku) yang tak pernah lelah bahagiakanku.

ini bukanlah hanya tulisan belaka yang memuat rangkaian kata, tapi ini merupakan sebuah cita-cita yang harus menjadi refleksi nyata dan harus bisa diwujudkan dalam langkah nyata duniawi. Ini adalah kata-kata yang bernyawa dan penuh substansi.

Tentu saja setiap orang memiliki cita-cita dan harapan yang ingin diwujudkan untuk orang tuanya. Adalah aku, darah dagingmu, memohon pada Ilahi untuk senantisa berdoa dan berusaha mewujudkan semua harapan dan citamu. Harapanmu adalah harapanku, cita-citamu adalah cita-citaku. Lantunan doamu menguatkanku untuk menjalani semuanya.

Aku tahu ini tak mudah, tak semudah membalikan telapak tangan untuk mewujudkannya, ku belajar banyak dari mereka, dari semua sikaf dan gerak langkah mereka yang mencerminkan dan memberi pemahaman bahwa semuanya butuh perjuangan dan doa.

Ku yakin semuanya akan terwujud, optimisme yang mereka ajarkan telah merasuk dibathin dan otakku. Kan ku pegang erat semua yang mereka ajarkan itu, baik yang mereka ajarkan secara lisan maupun yang mereka ajarkan dalam gerak langkah hidupnya. Semua nasehat mereka kan ku ingat selalu.