Saat itu
ajaran sekolah baru mulai tiba dan akupun menyegerakan diri untuk registrasi di
sekolah tingkat SMP yang menjadi pilihanku, layaknya orang lain yang membeli berbagai
perlengkapan sekolah, akupun tak terlewatkan untuk melakukan hal yang sama
dengan orang lain yang seumuran denganku.
Singkat
cerita ku melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah pertama (SMP), tepatnya Kuliyatul Mualimin Al-Islamiyah di Pondok
Modern di Bandung yang sehari-hari berbicara bahasa arab dan bahasa inggris, bahkan
sampai saat ini ku masih ingat ketika khutbatul
arsy diterapkan pemahaman mengenai panca jiwa yaitu; “keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwahdiniyah, berdikari, dan kebebasan”.
Setelah sekian
lama sekolah sambil mesantren
kemudian aku sakit parah, menimbulkan perasaan tak enak hati di feeling kedua orang tuaku. Hingga
akhirnya dengan terpaksa ku harus meninggalkan semua teman-temanku disekolah (pondok
modern) itu dan dengan perasaan terpaksa kemudian akupun pindah ke sekolah lain
yang berada di daerah Cianjur, karena asalku memang dari Cianjur.
MTsNI, ya itulah inisial sekolah baruku (sengaja ku tulis inisal supaya tak terlalu
terekspos), lama sekolah disana yang kemudian pada akhirnya banyak teman baru
yang aku kenal, walaupun sekarang aku sudah mulai lupa sebagian, tapi untungnya
masih ada buku kenang-kenangan walaupun itu tak menghapus rasa kangenku pada
masa sekolah dulu di MTsNI.
Setelah di
MTsNI, ku melanjutkan pendidikan ke tingkat SMU tepatnya di MAA, Setelah lulus
di MAA kemudian ku meretas jalan ke
jalur pendidikan tinggi di UIN SGD Bandung dan akhirnya lulus dengan
mendapatkan gelar kesarjanaan yang ku persembahkan untuk kedua orang tuaku yang
telah memapah dan telah mempersembahkan doa-doanya serta tak pernah lelah dalam
membimbingku.
Singkat cerita,
sampai pada suatu ketika, ku mencoba searching
di internet; facebook, twitter, blog dan sebagainya, untuk mencari teman
waktu dulu ku meretas jalan pendidikan tinggi di kampus, ku search di mesin
pencari dan ku tulis nama yang dituju yang pada akhirnya keluarlah nama-nama
itu, banyak sekali nama yang muncul hingga ku harus jeli membaca satu persatu nama-nama itu.
Setelah ku
cek hingga hampir nyaris tak ada nama yang ku tuju itu, ya akhirnya aku tak
menemukan teman sekelas waktu sama-sama menimba ilmu dikampus tapi ku menemukan
teman waktu dulu ku menempuh pendidikan menengah tingkat pertama, tepatnya saat
di MtsNI karena kebetulan dia (teman MTs NI) memiliki nama yang sama dengan
teman kampusku.
Sejak saat
perpisahan dulu dari MTsNI hingga sampai tahun 2012 ini, lebih kurang 14 tahun
telah berlalu dan tak pernah ada komunikasi dengan semua teman-temanku apalagi
ada acara reuni, sekarang terlihat sangat berbeda, berbeda sekali dengan yang
dulu, mungkin dikarenakan waktu itu masih usia antara 14/15 tahun. Saat ku lihat
di picture profilenya dia telah berkeluarga karena ku lihat dia menggendong
seorang anak yang masih balita.
Betul,
ternyata betul dia adalah teman sekolah ku dulu di MTsNI bahkan sekelas atau
bahkan dia adalah sekretaris saat ku menjadi ketua kelas. Kemudian waktu di
organisasi; OSIS-pun kita sama-sama menjadi pengurus walaupun di divisi yang
berbeda.
Singkat
cerita, ku mencoba menghubunginya lewat
internet, alhamdullah ada respon
hingga sampailah pada suatu percakapan lewat electronic letter di internet, ternyata dia masih kenal denganku,
mulailah bercerita ini dan itu mengenang semua memorial terindah persahabatan
saat sekolah dulu.
“Assalamualaikum, maaf ini dengan teteh “x”,
bukan ?” sapaan pertamaku di electronic letter
“Waalaikumsalam, iya, ini dengan siapa ya ?”
jawabannnya dengan singkat
“Hei, masih ingat nggak sama aku ? ” lanjut
pertanyaanku
“Siapa ya ? ” Tanyanya padaku
dengan penasaran
“Ari Ridwan Alhakim yang dulu sekolah di
MTsNI, kan kita sekelas dulu, masih ingat nggak ?” jawabku
meyakinkan dan mencoba mengingatkan menelisik ke masa sekolah dulu.
“Oh. Ari Ridwan yang cakep dan putih, ya
masih ingat dong, gimana kabarnya? Ko tahu account ini dari mana ? ” jawabnya
dengan memuji, seolah-olah ku ingin langsung gubrag. he..he..he
Singkatnya,
Kemudian ku mulai menelisik ke memori masa lalu, mengingat-ingat kembali
kenangan semasa sekolah dulu bahkan mulai berbicara ke hal-hal tentang privasi
masing-masing, dia berbicara bahwa dia telah memliki dua orang anak dan
lain-lain, bahkan dia bertanya padaku apakah ku telah berkeluarga apa belum dan
sebagainya.
Singkat cerita, walaupun hanya sekedar diinternet
dan tak ketemu secara langsung tapi Alhamdulillah sedikit mengobati rasa kangen terhadap sahabatku. Sekarang
dia telah memiliki seorang suami dan dikaruniai dua orang anak, ya sekarang dia
telah meretas jalan kehidupannya sendiri bersama keluarga kecilnya. Sebenarnya
aku ingin mengatakan bahwa pada waktu sekolah dulu, ku pernah memliki perasaan;
aku tak tahu apakah itu perasaan cinta, sayang atau hanya sekedar suka saja. Aku tak tahu !!
Untuknya, ku doakan semoga kamu bahagia dengan
keluarga kecilmu itu, retaslah jalan kehidupan bahagia yang kamu inginkan,
bersabarlah ketika kamu menginjak duri dan kepahitan yang mendalam karena orang
yang sabar memposisikan dirimu ditempat yang tertinggi di sisi Alloh swt,
berusahalah dengan sekuat tenaga untuk meraih bahagia ketika badai menghadang
di depan mata karena kabahagian akan nampak setelah kamu melewati badai itu,
dan jangan sekali-kali kamu menyerah, menyerah akan memposisikan dirimu menjadi
hancur berakhir menjadi debu.
Yakinku
adalah ku tetap akan menjadi sahabatmu, sahabat yang tak pernah melupakan
masa-masa indah sekolah dulu; meretas jalan pendidikan bersama, sahabat yang
takkan pernah meninggalkanmu saat duka, selayaknya ku tetap menjadi sahabat saat suka maupun duka
KENANGLAH INGAT, LUPAKAN JANGAN !!!