Tempat Berbagi Cerita, Humor, Ilmu Pengetahuan Dan File

GAMBAR, PROFILE, MENU DROP DOWN

Sabtu, 21 Juli 2012

ANTARA RAGU, FITNAH DAN SALAH




Menyendiri dikamar, duduk bersandar dikursi untuk merasakan semua yang terjadi, ku mencoba merecovery semua yang terekam dalam benakku ini, semua tergambar jelas apa yang direkam oleh fikiranku ini.

Sejenak ku mengerutkan dahi dan termenung sendiri, “apakah ini semua karna cinta atau apakah ini kisah yang salah ???”, ucapku dalam hati, “ya kondisi ini karena cinta, tapi cinta yang terlalu berlebihan atau mungkin juga kisah yang salah”, jawabku dalam hati.

jadi yang terlihat bukanlah cinta itu sendiri, kini yang nampak adalah posesive, cemburu buta yang tak beralasan yang pada akhirnya sering membuat konflik, pada akhirnya kumerasa ini adalah perjalanan atau kisah yang salah. hari demi hari ku mencoba meyakinkan hatinya tapi tetap saja tak pernah teryakinkan hatinya itu.

Difikirannya telah terpola keraguan yang mendalam, entah apa yang membuat dia ragu. Sering ku bertanya; apakah yang membuat ia ragu, tapi ia pun merasa kebingungan untuk menjawabnya. Disela-sela ia sadar dan nyawa kebijaksanaan itu ada, ia selalu mengatakan dirikulah yang terbaik.

Jika aku menelisik kenyataan yang ada pada diriku sendiri, tak pernah sedikitpun aku berbuat aniaya dibelakangnya, tapi tetap saja ia menganggap aku selalu salah. Aku mencoba menelisik lagi tentang  kenyataan yang ada pada diriku, memang betul bahwa aku lebih senang menghabiskan waktu sendiri, membaca buku, menulis artikel dll, karena aku seorang yang introvert, tapi aku rasa kamu sudah tahu tentang karakterku ini. 

Tapi apapun itu sering ku berusaha, berusaha, berusaha lagi untuk memberi yang terbaik untuk dia miliki, tapi tetap saja pola fikirnya tak pernah berubah.

Bertengkar, bertengkar, dan bertengkar lagi, akupun merasa cape menjalani kisah ini. Pada dasarnya ku sering mengalah dengan cara diam, bermaksud untuk meredam konflik. Tapi mulutnya itu berucap kata yang tak menyenangkan, seolah-olah kakinya sedang menginjak kepalaku dan menghinakanku, aku-pun merasa terhina, kemudian pondasi mengalahku runtuh, akhirnya membuat sering bertengkar.

Aku merasa kesetianku ini tak memberi arti yang positif untuknya, kesetianku ini sering ia ragukan. Jika kamu dapat mengerti perasaanku, mungkin kamu takkan lukai persaanku karena sikapmu itu. ku telah berusaha meyakinkanmu tapi tetap saja telunjukmu mengarah padaku bahwa akulah salah itu, ya selalu salah itu.

Aku merasa percuma hidup berlabel cinta tapi musuh didalam. Aku katakan; buat apa kita menjalani hari bersama, sementara ragumu, fitnahmu merusak perasaanku. Sering aku bertanya; saat bahagia hadir,  “akankah ada akhir ? akankah untuk selamanya ? “. Sering kali bertanya; “adilkah hidup ini kala sedih melanda meruntuhkan rasa dijiwa”, tak mudah untuk dihati tak mudah untuk dijalani jika keraguan itu merusak perasaanku.

Aku teringat akan ucapan sahabat Rosulullah Saw, “barang siapa yang memiliki keyakinan, tapi dihatinya tersimpan setitik keraguan, niscaya ia takkan mentaati apa yang ia yakini ”. keyakinanmu tidak lebih besar dari keraguanmu, keraguanmu telah berubah menjadi keyakinan, artinya bahwa kamu telah yakin dengan keraguaanmu itu. ketidak-percayaan dan fitnahmu membuatku semakin terluka karena sering menimbulkan konflik, ya sering konflik.

Kondisi seperti ini, tentu saja membuatku merasa lelah, aku lelah karna fitnahmu itu, fitnah yang sering kali terlontar dari bibir dan lidah tak bertulangmu itu.

Akibat itulah akupun merasa ragu padamu, pada akhirnya ku hanya ingin sendiri, sendiri jauh darimu, karena kau selalu membuatku sakit dengan keraguan dan fitnahmu itu, aku sering berusaha meyakinkanmu, tapi apalah dayaku, kau tetap saja yakin dengan keraguanmu itu.

Disaat yang sama, aku-pun hendak mengakhiri hubungan ini, tapi tetap saja kau memintaku untuk terus bersama tak ingin pisah dariku, aku merasa bingung sekarang !!, Aku akhiri hubungan ini sementara kamu menangis tak mau break denganku. Sementara jika aku masih mempertahankan hubungan ini, aku akan terus terluka karena pola fikirmu yang tak bersih dan tak berubah itu, karena ini bukanlah kali pertama, tapi ini sering, sering, dan sering sekali seperti ini.

Akhirnya, aku akan lebih memilih jalan yang terbaik dan terindah untuk diriku sendiri, ya hanya untuk diriku sendiri, karna siapa lagi yang akan menjaga tubuhku, dan hatiku ini selain diriku sendiri. Terserah dengan hatimu, terserah dengan cintamu yang kotor itu. Ku hanya ingin memberi ruang terbaik dan terindah untuk diriku sendiri supaya aku tidak sakit lagi, terus dan terus sakit lagi karena ulahmu, ya karena perlakuanmu itu yang selalu menyalahkanku dan memberiku penyakit, ya menyalahkan semuanya, menyalahkan segala-galanya.. 

ya aku selalu salah dimatamu….