Sudah beberapa hari berlalu
sejak aku posting tulisan yang berjudul kisah yangsalah, baru sekarang aku bisa nge-post lagi tulisanku. Aku ingin
mengatakan bahwa tulisanku ini atau bahkan postingan yang aku share bernada
lebay. Tapi apapun itu, ku hanya bisa mengungkapkan semua yang aku rasakan
melalui tulisanku ini, karena aku sadar dengan karakterku
yang introvert ini, lebih cenderung memendam
segala apa yang ku rasakan sendiri, terutama permaslahan yang menurutku
berkorelasi dengan masalah hati.
Berbicara hati, ada ungkapan
mengenai cinta, tapi aku lupa ungkapan itu dari siapa, yang jelas bahwa cinta itu adalah penyakit, tapi penyakit yang
bisa menyembuhkan segala macam penyakit… Ungkapan itu tentu benar adanya,
bagaimana tidak disebut penyakit, sementara hati terkadang dibuat galau dan sebagainya.
Apalagi dalam keadaan yang
penuh dengan problem, kondisi tersebut begitu tak menyenangkan. Bahkan
panggilan sayang yang tadinya penuh dengan aroma romansa, berubah menjadi kata
yang seolah tak bernyawa lagi dari
substansinya. Pasangan yang disayang tak ubahnya menjadi seorang musuh yang
siap untuk dihancurkan.
Dalam keadaan kondisi yang
menyenangkanpun, terkadang hati dibuat resah, gelisah, kangen dll. Kondisi
seperti itupun adalah penyakit, tapi penyakit yang bisa menyembuhkan segala
macam penyakit. Tapi walaupun itu penyakit, tentulah bukan berarti kita menolak
cinta itu sendiri, karna cinta pada dasarnya kasih sayang.
Terkadang hidup ini mengalami kontra flow, kondisi yang berlainan arah,
tak seiring sejalan dengan apa yang diucapkan, sementara realita yang terjadi
tak sebanding lurus dengan ucap bibir. Yang ada hanyalah bualan palsu penuh rekayasa,
lidah tak bertulang mampu merobek ruang hati. Baik dan buruk seseorang
tergantung ucapannya, makanya Rosulullah Saw mengingatkan pentingnya menjaga lisan.
Kondisi yang ku alami beberapa
hari terakhir ini tentu saja sangat menyita segala daya fikir yang ada, dalam
kondisi seperti ini yang kulakukan hanya menyendiri
dikamarku; tempat mencurahkan segala isi
hatiku, mencurah segala yang ku dengar, kulihat dan kurasakan.
Aku tak bisa mengungkapkan
melalui lisan, hanya melalui tulisan ini kucurahkan segala isi hatiku, dari A
sampai Z semuanya tertuang disini, ya disini, di blog
ini. Ku merasakan kondisi yang tak sesuai dengan realita yang ada, mulut
manisnya berucap kata penuh romansa tapi bertolak belakang dengan realita yang
ada. Kondisi seperti ini tak layak disebut cinta, karna yang kulihat adalah
sarkatisme dan kondisi hipokrit, yang kurasakan adalah posesive.
Ini semua tentu saja membuatku
tak nyaman, cinta ini indah diluar tapi rapuh didalam, ini hanya menjadi
penyakit. Hati yang sehat berganti penyakit,
apakah ada yang mau???, tentu saja semua orang tak mau, termasuk diriku tak
menginginkan kondisi yang seperti ini.
Apakah aku berusaha untuk memperbaiki keadaan ini ??? ya tentu saja
aku berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki dan mempertahankan hubungan
ini, tapi tetap saja ikhtiarku untuk memperbaiki kondisi ini tak menghasilkan
apa-apa bahkan hanya menyia-nyiakan waktuku saja. Tapi yang terpenting bagiku
adalah bahwa aku telah berusaha untuk memperbaikinya karna hidup ini
berorientasi pada proses dan bukan pada hasil. Ikhtiar, sabar kemudian
bertawakal… (alhadist).
Kondisi ini hanya memberiku
penyakit, tapi bukan penyakit yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Ini
adalah nada permusuhan yang telah ditabuh oleh seseorang yang berlabel cinta.
Tiadalah orang yang mau hidup dalam penyakit, ya dalam penyakit, penyakit yang
merusak segala daya fikir yang ada.
Orang-orang akan berusaha
menjauh dari penyakit, termasuk aku yang akan pergi jauh, jauh sekali, sangat
jauh supaya tak terkena penyakit yang akan merusak gerak langkah dan daya fikir
serta energy yang ada.